Info Rujukan


>> CARA MERUJUK <<

Ketersediaan Bed

Sistoskopi PDF Cetak Email
Sabtu, 06 Juni 2020 13:06

Sistoskopi adalah teknik pemeriksaan berisiko rendah yang menentukan kondisi dari uretra dan kandung kemih. Tindakan ini menggunakan sistoskop, yaitu tabung lentur atau kaku dengan kamera dan sumber cahaya, yang bergerak melalui uretra dan masuk ke kandung kemih. Cahaya alat ini menerangi bagian dalam organ sementara kamera mengirimkan gambar pada waktu bersamaan ke layar. Tindakan pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter ahli urologi.
beberapa orang rutin melakukan sistoskopi setelah selesai dengan terapi tumor kandung kemih. Tes ini membantu mendeteksi tanda tumor agar dapat ditangani dengan segera

Prosedur sistoskopi dibutuhkan oleh ahli urologi ketika dokter memerlukan data detail tentang kondisi bagian dalam saluran kemih bagian bawah dan lapisannya. Prosedur ini juga merupakan alat penting untuk mengidentifikasi apa yang mungkin menyebabkan masalah abnormal, seperti:
  • Frequent urinary tract infections (UTIs).
  • Hematuria, atau darah dalam urin.
  • Frekuensi buang air kecil lebih dari 8 kali sehari.
  • Urgensi atau selalu ada keinginan kuat untuk buang air kecil.
  • Retensi urin, atau ketika kandung kemih tidak kosong sepenuhnya.
  • Inkontinensia urin, atau kebocoran urin.
  • Rasa nyeri atau terbakar sebelum, selama, atau setelah buang air kecil.
  • Kesulitan memulai pengeluaran urin, menyelesaikan buang air kecil, juga keduanya.
  • Sel abnormal ditemukan dalam sampel urin.

Keuntungan dan Resiko Melakukan Sistoskopi

Keuntungan utama sistoskopi adalah dokter mampu melihat bagian dalam yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, mampu melihat dengan jelas bagian terkecil dari organ kantung kemih dan saluran kemih.
Mayoritas orang tidak memiliki masalah khusus setelah menjalani sistoskopi, hanya saja ada beberapa masalah ringan yang dirasakan, namun tidak berbahaya dan hanya bersifat sementara

Jika gejala tersebut terjadi,segera pergi ke dokter. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobati gejala tersebut.


 

Add comment